Pertemuan Agung Asyraaf Malaysia 2011
Persatuan Kebajikan Syed dan Sharifah Malaysia (Asyraaf) menegaskan tentang status keturunan itu tidak bisa digunakan sesuka hati oleh orang tua kepada anak masing-masing, jika mereka bukan dari silsilah keturunan tersebut.
Hal itu diungkapkan perwakilan Asyraaf Jakarta dalam pertemuan agung Asosiasi itu di sini kemarin (Sabtu/10/09/2011), ketika menemukan ada orangtua menempatkan gelar Syed atau Sharifah pada nama anak, sedangkan bapak anak tersebut bukan dari keturunan tersebut. Pada waktu sama, ada juga menempatkan gelar itu pada anak angkat yang tersedia bukan dari keturunan tersebut.
Presidennya, Profesor Madya Syed Omar Syed Mohamad As-Saggaf berkata, dalam Islam, setiap anak dilahirkan bernasabkan kepada ayah. Menurutnya, hal itu bukan hanya terjadi dalam Islam, sebaliknya agama lain juga mempraktikkan hal sama untuk menjaga silsilah keturunan masing-masing.
"Hal ini tidak boleh terjadi karena bukan saja membawa kekeliruan dalam menentukan silsilah keturunan, bahkan melenceng dari syariat Islam," katanya ketika ditemui setelah hadir ke pertemuan agung asosiasi itu di Akademi Pelatihan Felda, Bukit Goh, kemarin.
Syed Omar berkata, Asyraaf akan menyerahkan memorandum kepada Departemen Pendaftaran Negara (JPN) agar meneliti pendaftaran kelahiran anak-anak yang menggunakan status keturunan itu agar gelar Syed dan Sharifah hanya diizinkan kepada mereka yang layak berdasarkan keturunan bapak.
"Ini bukan kesalahan JPN, sebaliknya ketidakpahaman segelintir orang tua terhadap hal tersebut," katanya.
Beliau berkata, Asyraaf akan gunakan cara yang benar untuk menyelesaikan kekeliruan itu, termasuk berdiskusi dengan JPN.
"Jika mereka setuju untuk berdiskusi, kita sangat menghormati sebelum menyerahkan memorandum bantahan," katanya.
Menurutnya, hal itu bukan untuk mengagungkan keturunan tersebut, sebaliknya menjaga keturunan seperti disyariatkan Islam.
Kira-kira 200 anggota hadir dari seluruh negara, mereka setuju agar suatu langkah diambil untuk mencegah hal itu terus terjadi.
Mengulas mengenai pertemuan agung kali ke-8 itu, Syed Omar puas dengan kehadiran perwakilan dan anggotanya.
"Tujuan pembentukan asosiasi ini lebih ke mengumpulkan dan merapatkan silaturahim dari kalangan keluarga keturunan Syed dan Sharifah".
"Sejauh ini, ada sekitar 1.000 anggota terdaftar di seluruh negara, apakah melalui Asosiasi Asyraaf nasional maupun cabang di beberapa negeri," katanya.
Beliau berkata, pihaknya akan menggerakkan beberapa usaha untuk menambah jumlah anggota, selain memperkenalkan program "Di mana kita berada di situ ada keluarga".
"Tujuannya, selain merapat silaturahim, setiap anggota dari kalangan keturunan ini bisa saling membantu satu sama lain atas dasar kebajikan bersama".
"Artinya jika seseorang anggota pergi ke suatu tempat, mereka bisa menemukan keluarga apakah untuk berkunjung atau meminta bantuan," katanya.
Menurutnya, semua daftar dan informasi anggota akan dimasukkan ke dalam database untuk referensi semua dan akan diperbarui dari waktu ke waktu.
Sumber: Sinar Harian Malaysia
Sayyid Syafiq Ashalaibiyyah © 2011
Hal itu diungkapkan perwakilan Asyraaf Jakarta dalam pertemuan agung Asosiasi itu di sini kemarin (Sabtu/10/09/2011), ketika menemukan ada orangtua menempatkan gelar Syed atau Sharifah pada nama anak, sedangkan bapak anak tersebut bukan dari keturunan tersebut. Pada waktu sama, ada juga menempatkan gelar itu pada anak angkat yang tersedia bukan dari keturunan tersebut.
Presidennya, Profesor Madya Syed Omar Syed Mohamad As-Saggaf berkata, dalam Islam, setiap anak dilahirkan bernasabkan kepada ayah. Menurutnya, hal itu bukan hanya terjadi dalam Islam, sebaliknya agama lain juga mempraktikkan hal sama untuk menjaga silsilah keturunan masing-masing.
"Hal ini tidak boleh terjadi karena bukan saja membawa kekeliruan dalam menentukan silsilah keturunan, bahkan melenceng dari syariat Islam," katanya ketika ditemui setelah hadir ke pertemuan agung asosiasi itu di Akademi Pelatihan Felda, Bukit Goh, kemarin.
Syed Omar berkata, Asyraaf akan menyerahkan memorandum kepada Departemen Pendaftaran Negara (JPN) agar meneliti pendaftaran kelahiran anak-anak yang menggunakan status keturunan itu agar gelar Syed dan Sharifah hanya diizinkan kepada mereka yang layak berdasarkan keturunan bapak.
"Ini bukan kesalahan JPN, sebaliknya ketidakpahaman segelintir orang tua terhadap hal tersebut," katanya.
Beliau berkata, Asyraaf akan gunakan cara yang benar untuk menyelesaikan kekeliruan itu, termasuk berdiskusi dengan JPN.
"Jika mereka setuju untuk berdiskusi, kita sangat menghormati sebelum menyerahkan memorandum bantahan," katanya.
Menurutnya, hal itu bukan untuk mengagungkan keturunan tersebut, sebaliknya menjaga keturunan seperti disyariatkan Islam.
Kira-kira 200 anggota hadir dari seluruh negara, mereka setuju agar suatu langkah diambil untuk mencegah hal itu terus terjadi.
Mengulas mengenai pertemuan agung kali ke-8 itu, Syed Omar puas dengan kehadiran perwakilan dan anggotanya.
"Tujuan pembentukan asosiasi ini lebih ke mengumpulkan dan merapatkan silaturahim dari kalangan keluarga keturunan Syed dan Sharifah".
"Sejauh ini, ada sekitar 1.000 anggota terdaftar di seluruh negara, apakah melalui Asosiasi Asyraaf nasional maupun cabang di beberapa negeri," katanya.
Beliau berkata, pihaknya akan menggerakkan beberapa usaha untuk menambah jumlah anggota, selain memperkenalkan program "Di mana kita berada di situ ada keluarga".
"Tujuannya, selain merapat silaturahim, setiap anggota dari kalangan keturunan ini bisa saling membantu satu sama lain atas dasar kebajikan bersama".
"Artinya jika seseorang anggota pergi ke suatu tempat, mereka bisa menemukan keluarga apakah untuk berkunjung atau meminta bantuan," katanya.
Menurutnya, semua daftar dan informasi anggota akan dimasukkan ke dalam database untuk referensi semua dan akan diperbarui dari waktu ke waktu.
Sumber: Sinar Harian Malaysia
Sayyid Syafiq Ashalaibiyyah © 2011