Al Hijab dan Tarbiyatul Aulad
Rasulullah bersabda, Fatimah bagian dariku. Barang siapa menggembirakan hatinya, maka ia telah menggembirakan hatiku. Dan barang siapa menyusahkan hatinya, maka berarti ia telah menyusahkan hatiku.
Pastilah Sayidah Fatimah Zahro tak senang melihat umat dan anak keturunanya keluar rumah tanpa mengenakan hijab. Keluar rumah dengan membuka aurot dan dilihat oleh laki-laki yang bukan mahromnya. Pasti susah hati beliau.
Sayangnya orang di zaman sekarang gak sadar. Jika ada yang menegur masalah aurot/hijab dibilang kolot dan ekstrim. Ini semua bukan larangan makhluk. Tapi adalah larangannya Allah. Jika tak diingatkan, maka kuatir ia akan mati dalam keadaan suul khotimah. Sedangkan jika kita ikuti syariat Rasulullah, maka kita akan selamat dunia akherat.
Begitu pula di dalam rumah tangga, sang anak senantiasa ditanya masalah makan, minum, dan tidur. Enakkah tidurnya? Sudah makankah? Dan seterusnya. Sedangkan masalah agama, masalah yang lebih penting, gak pernah ditanyakan. Akhirnya anak tersebut tumbuh menjadi anak yang doyan makan, minum dan hobi tidur.
Si abah dan umi gak pernah ngontrol si anak, Sholat jamaah apa gak, nak? atau Sudah hapal berapa hadits, nak? atau Siapa ayah Nabi Muhammad? atau Siapa sih Sayidah Fatimah Zahro?
Maka bagaimana anak kita bisa menjadi anak yang soleh dan solehah? Ayo kita tanyakan dan kita ajarkan anak kita untuk merenungi sedikit dari sejarah hidup Rasulullah dan Sayidah Fatimah. Hingga timbullah rasa cinta kepada mereka dan orang-orang soleh lainnya.
Insya Allah anak kita menjadi orang yang dekat dengan Rasulullah. Jika ia dekat dengan Rasulullah, maka tentulah ia menjadi orang yang mulia. Buktinya sudah banyak! Sayidina Abu Bakar Ash-shiddiq dan Sayidina Umar meraih derajat dan kemuliaan yang tinggi di sisi Allah karena mereka cinta kepada Rasulullah dan berjuang untuk menegakkan syariat beliau.
Rasulullah bersabda, Fatimah bagian dariku. Barang siapa menggembirakan hatinya, maka ia telah menggembirakan hatiku. Dan barang siapa menyusahkan hatinya, maka berarti ia telah menyusahkan hatiku.
Pastilah Sayidah Fatimah Zahro tak senang melihat umat dan anak keturunanya keluar rumah tanpa mengenakan hijab. Keluar rumah dengan membuka aurot dan dilihat oleh laki-laki yang bukan mahromnya. Pasti susah hati beliau.
Sayangnya orang di zaman sekarang gak sadar. Jika ada yang menegur masalah aurot/hijab dibilang kolot dan ekstrim. Ini semua bukan larangan makhluk. Tapi adalah larangannya Allah. Jika tak diingatkan, maka kuatir ia akan mati dalam keadaan suul khotimah. Sedangkan jika kita ikuti syariat Rasulullah, maka kita akan selamat dunia akherat.
Begitu pula di dalam rumah tangga, sang anak senantiasa ditanya masalah makan, minum, dan tidur. Enakkah tidurnya? Sudah makankah? Dan seterusnya. Sedangkan masalah agama, masalah yang lebih penting, gak pernah ditanyakan. Akhirnya anak tersebut tumbuh menjadi anak yang doyan makan, minum dan hobi tidur.
Si abah dan umi gak pernah ngontrol si anak, Sholat jamaah apa gak, nak? atau Sudah hapal berapa hadits, nak? atau Siapa ayah Nabi Muhammad? atau Siapa sih Sayidah Fatimah Zahro?
Maka bagaimana anak kita bisa menjadi anak yang soleh dan solehah? Ayo kita tanyakan dan kita ajarkan anak kita untuk merenungi sedikit dari sejarah hidup Rasulullah dan Sayidah Fatimah. Hingga timbullah rasa cinta kepada mereka dan orang-orang soleh lainnya.
Insya Allah anak kita menjadi orang yang dekat dengan Rasulullah. Jika ia dekat dengan Rasulullah, maka tentulah ia menjadi orang yang mulia. Buktinya sudah banyak! Sayidina Abu Bakar Ash-shiddiq dan Sayidina Umar meraih derajat dan kemuliaan yang tinggi di sisi Allah karena mereka cinta kepada Rasulullah dan berjuang untuk menegakkan syariat beliau.
0 Response to "Al Hijab dan Tarbiyatul Aulad"
Post a Comment