Doa Nabi Adam as, Nabi Khidir as, dan sebuah faedah 
 
 بسم الله الرحمن الرحيم
 
 دعاء نبي الله آدم  عليه السلام
 
 Doa Nabi Adam – semoga salam tetap atas beliau –
 
 اَللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلاَنِيَتِيْ فَاقْبَلْ  مَعْذِرَتِيْ، وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطَنِيْ سُؤْلِيْ، وَتَعْلَمُ مَا  فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ  إِيْمَانًا دَائِمًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ، وَأَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا  حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَنْ يُصِيْبَنِيْ إِلاَّ مَا كَتَبْتَهُ عَلَيَّ،  وَالرِّضَا بِمَا قَسَمْتَهُ لِيْ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.
 
 Artinya: Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Tahu keadaaan batin dan  zahirku, maka terimalah alasanku, dan Engkau Maha Tahu akan hajat /  keperluanku maka berilah aku segala permintaanku, dan Engkau Maha Tahu  akan apa yang ada dalam diriku maka ampunilah dosaku. Ya Allah, aku  memohon kepada-Mu iman yang langgeng yang selalu melekat pada hatiku,  dan aku memohon keyakinan yang sunguh-sungguh hingga aku tahu bahwa  tidak akan menimpaku kecuali apa-apa yang telah Engkau tetapkan  kepadaku, dan aku memohon kerelaan atas apa yang Engkau bagikan  kepadaku, wahai Yang Maha memiliki keagungan dan kemuliaan.
 
 (dalam kitab Al-Maslakul Qoriib karya Al-Habib Thohir bin Husain bin Thohir terdapat tambahan seperti di bawah ini): 
 
 اَللَّهُمَّ أَطِلْ عُمْرِيْ فِي طَاعَتِكَ وَمَعْرِفَتِكَ وَامْلَأْ  قَلْبِيْ مِنَ الْيَقِيْنِ مَا تَهُوْنُ بِهِ مَصَائِبُ الدُّنْيَا  وَهَوِّنْ عَلَيَّ سَكْرَةَ الْمَوْتِ وَاخْتِمْ لِيْ بِالْحُسْنَى  وَارْزُقْنِيْ مُرَافَقَةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ  وَسَلَّمَ فِي اْلآخِرَةِ فِي جَنَّةِ الْخُلْدِ وَنَعِّمْنِيْ بِلَذَّةِ  النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ
 
 Artinya: Ya Allah,  panjangkanlah umurku dalam ketaatan kepada-Mu dan mengenal-Mu, dan  penuhilah hatiku dengan keyakinan yang mana dengannya menjadi ringanlah  segala musibah dunia , dan ringankanlah atasku sekaratul maut, dan  tutuplah usiaku dengan keadaan yang terbaik, dan rezqikanlah aku  pertemanan dengan Nabi-Mu Muhammad – semoga Allah selalu melimpahkan  salawat dan salam – di akhirat dalam surga khuldi dan berilah aku nikmat  dengan memandang ‘wajah’-Mu yang mulia.
 
 Keterangan:  Diriwayatkan oleh Aisyah – semoga Allah meridhoinya – bahwa ketika Allah  berkehendak untuk menerima taubat Nabi Adam, beliau tawaf mengelilingi  ka’bah 7 kali kemudian beliau salat dua rakaat lalu membaca doa di atas.  Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Adam: “Aku telah ampuni engkau,  dan tidaklah seorang dari keturunanmu yang membaca doa seperti yang  engkau baca itu kecuali Aku akan mengampuni dosanya, aku singkap segala  keluh kesahnya, dan aku cabut kefakira dari hadapannya, dan aku akan  berniaga untuknya dibalik segala para saudagar, dan dunia akan datang  kepadanya mau atau tidak mau, walaupun ia tidak menginginkannya.”[1]
 
 دُعَاءُ الْفَرَجِ أَو دُعَاءُ الخَضِرِ عليه السلام
 
 Doa Kelapangan atau Doa Nabi Khidhir
 
 – semoga salam tetap terlimpah atas beliau[2] –
 
 َاللَّهُمَّ كَمَا لَطَفْتَ فِيْ عَظَمَتِكَ دُوْنَ اللُّطَفَاءِ،  وَعَلَوْتَ بِعَظَمَتِكَ عَلَى الْعُظَمَاءِ، وَعَلِمْتَ مَا تَحْتَ  أَرْضِكَ كَعِلْمِكَ بِمَا فَوْقَ عَرْشِكَ، وَكَانَتْ وَسَاوِسُ  الصُّدُوْرِ كَالْعَلاَنِيَةِ عِنْدَكَ، وَعَلاَنِيَةُ الْقَوْلِ  كَالسِّرِّ فِيْ عِلْمِكَ، وَانْقَادَ كُلُّ شَيْءٍ لِعَظَمَتِكَ وَخَضَعَ  كُلُّ ذِيْ سُلْطَانٍ لِسُلْطَانِكَ، وَصَارَ أَمْرُ الدُّنْيَا  وَاْلآخِرَةِ بِيَدِكَ، اِجْعَلْ لِيْ مِنْ كُلِّ هَمٍّ أَمْسَيْتُ /  أَصْبَحْتُ[3] فِيْهِ فَرَجًا وَمَخْرَجًا. اَللَّهُمَّ إِنَّ عَفْوَكَ  عَنْ ذُنُوْبِيْ، وَتَجَاوُزَكَ عَنْ خَطِيْئَتِيْ، وَسَتْرَكَ عَلَى  قَبِيْحِ عَمَلِيْ، أَطْمَعَنِيْ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لاَ أَسْتَوْجِبُهُ  مِمَّا قَصَّرْتُ فِيْهِ، أَدْعُوْكَ آمِنًا، وَأَسْأَلُكَ مُسْتَأْنِسًا،  وَإِنَّكَ الْمُحْسِنُ إِلَيَّ وَأَنَا الْمُسِيْءُ إِلَى نَفْسِيْ فِيْمَا  بَيْنِيْ وَبَيْنَكَ، تَتَوَدَّدُ إِلَيَّ بِنِعْمَتِكَ مَعَ غِنَاكَ  عَنِّيْ، وَأَتَبَغَّضُ إِلَيْكَ بِالْمَعَاصِيْ مَعَ فَقْرِيْ إِلَيْكَ،  وَلَكِنِ الثِّقَةُ بِكَ حَمَلَتْنِيْ عَلَى الْجَرَاءَةِ عَلَيْكَ، فَعُدْ  بِفَضْلِكَ وَإِحْسَانِكَ عَلَيَّ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ  التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
 
 Artinya: Ya Allah, sebagaimana Engkau  bersikap lemah lembut dalam keagungan-Mu melebihi segala yang lemah  lembut, dan Engkau Maha Tinggi degan kegungan-Mu atas segala yang agung,  dan Engkau Maha Mengetahui apa yang aada di dalam buni-Mu sebagaimana  Engkau mengetahui apa yang ada di atas ‘arsy-Mu, dan bisikan hati di  sisi-Mu sama seperti ucapan terang-terangan, dan ucapan terang-terangan  sama di sisi-Mu dengan bisikan hati, dan tunduklah segala sesuatu kepada  keagungan-Mu, dan merendahlah segala yang memiliki kekuasaan kepada  kekuasaan-Mu, dan jadilah perkara dunia dan akhirat berada di tangan-Mu,  jadikanlah bagiku dari segala keluh-kesah yang menimpaku pada sore /  pagi hari kelapangan dan jalan keluar darinya. Ya Allah, sesungguhnya  kemaafan-Mu atas dosa-dosaku, dan penghapusan-Mu atas semua kesalahanku,  dan penutupan-Mu atas perbuatan burukku, kesemuanya itu mendorongku  untuk memohon kepada-Mu apa-apa yang aku tak pantas menerimanya dari  apa-apa yang aku teledor padanya, aku memohon kepada-Mu dalam keadaan  aman, dan aku meminta kepada-Mu denga keadaan rasa senang hati,  sedangkan Engkau adalah selalu berbuat baik kepadaku, dan aku selalu  berbuat jahat terhadap diriku sendiri dalam masalah yang menyangkut  hubungan aku dengan Engkau, Engkau selalu membuatku menyayangi-Mu dengan  senantiasa memberi nikmat-Mu kepadaku meskipun Engkau tidak membutuhkan  aku, dan aku selalu membuat-Mu murka dengan bermaksiat kepada-Mu, akan  tetapi kepercayaanku kepada-Mu membawaku untuk berani (memohon)  kepada-Mu, maka jenguklah aku dengan karunia dan kebaikan-Mu kepadaku,  dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat, lagi  Maha Penyayang.
 
 Keterangan: Diriwayatkan bahwa barang siapa  yang membaca doa tersebut pagi dan sore maka akan gugurlah dosa-dosanya,  dan langgenglah kebahagiaannya, dihapuskanlah segala kesalahannya,  dikabulkan doanya, diluaskan rizqinya, diberikan segala cita-citanya,  ditolong atas segala musuhnya, dan ditulis di sisi Allah sebagai seorang  shiddiq (yang amat tinggi / kuat keimanannya), dan tidaklah ia mati  kecuali dalam keadaan syahid.
 
 Sebuah Faedah
 
 Dikatakan  oleh Asy-Syeikh Al-Bujairimiy ra dari As-Sayyid Ahmad Zarruq ra:  “Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa barangsiapa yang membaca antara  terbit fajar dengan salat fardhu subuh bacaan berikut:
 
  سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ مَنْ يَمُنُّ وَلاَ  يُمَنُّ عَلَيْهِ، سُبْحَانَ مَنْ يُجِيْرُ وَلاَ يُجَارُ عَلَيْهِ،  سُبْحَانَ مَنْ لاَ يُبْرَأُ مِنَ الْحَوْلِ وَالْقُوَّةِ إِلاَّ إِلَيْهِ،  سُبْحَانَ مَنِ التَّسْبِيْحُ مِنَّةً مِنْهُ عَلَى مَنِ اعْتَمَدَ  عَلَيْهَ، سُبْحَانَ مَنْ يُسَبِّحُ كُلُّ شَيْءٍ بِحَمْدِهِ، سُبْحَانَكَ  لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ يَا مَنْ يُسَبِّحُ لَهُ الْجَمِيْعُ  تَدَارَكْنِيْ بِعَفْوِكَ فَإِنِّيِ جَزُوْعٌ.
 
 Artinya: Maha Suci  Allah Yang Maha Agung dan bagi-Nya segla puji, Maha Suci Allah Dzat  Yang Maha Memberi dan tidak diberi, Maha Suci Allah Dzat Yang menolong  dan tidak ditolong, Maha Suci Allah Dzat Yang tidak daya upaya dan  kekuatan hanya dari-Nya, Maha Suci Allah Dzat Yang mana tasbih merupakan  pemberian dari-Nya kepada orang yang selalu berpegang kepada-Nya, Maha  Suci Allah Dzat Yang mana segala sesuatu bertasbih dengan memuji-Nya,  Maha Suci Engkau yang mana tiada Tuhan selain Engkau, wahai Dzat Yang  mana segala sesuatu bertasbih kepada-Nya, selamatkanah aku dengan  maaf-Mu, sebab aku adalah makhluk yang sering berkeluh-kesah.
 
  Kemudian ia beristighfar / memohon ampun 100 kali (dengan kalimat  Astaghfirulloh atau Astaghfirullohal ‘Azhiim atau semacamnya), maka  tidaklah sampai 40 hari kecuali dunia dan segala isinya akan datang  kepadanya dengan izin Allah[4]. Semua itu dengan syarat taqwa kepada  Allah dan keyakinan yang kuat kepada kekuasaan Allah. Yakni melaksanakan  segala perintah-Nya (baik yang wajib maupun yang sunnah) dan  meninggalkan segala larangan-Nya (baik yang haram maupun yang makruh). 
 
 [1] Dikutip dari Ichyaa’ ‘Uluumid Diin karya Al-Imam Al-Ghozzaliy jilid  1 halaman 319, dan Al-Maslakul Qoriib karya Al-Habib Thohir bin Husain  bin Thohir, halaman 75 – 76. (penulis dan penerjemah) 
 
 [2] Tersebut dalam Ichyaa’u ‘ulumiddiin karya Al-Imam Al-Ghozzaliy jilid 2 halaman 347, dan Al-Maslakul Qoriib halaman 66 – 67.
 
 [3] Jika doa ini dibaca sore hari maka menggunakan kata amsaytu, sedang  jika dibaca pagi hari maka hendaklah menggunakan kata ashbachtu.  (penulis & penerjemah)
 
 [4] Dikutip dari kitab Marooqil  ‘Ubuudiyyah karya Asy-Syekh Nawawi Al-Banteniy Al-Jaawiy, yang merupakan  syarah / komentar atas kitab Bidaayatul Hidaayah karya Al-Imam  Al-Ghozzaliy, halaman 26.
 
0 Response to "Doa Nabi Adam as, Nabi Khidir as, dan sebuah faedah "
Post a Comment